Subscribe Us

header ads

Muktamar GPII XIII: Penegasan NKRI & Pancasila Adalah Harga Mati

PW GPII Jateng siap sambut Muktamar XIII Lombok
GPIIJATENG.OR.ID–Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) akan menggelar Muktamar Ke XIII di kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Dalam agenda acara Muktamar dari tanggal 26 – 30 November 2017 ini, rencananya akan di hadiri oleh Ketua MPR RI Zulkfili Hasan, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Kapolri Jenderal (Pol) Prof. H. Muhamad Tito Karnavian MA. Phd, Menpora Imam Nahrowi, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh dan undangan lainnya. Dari informasi yang di himpun redaksi, Presiden Jokowi sendiri juga di agendakan namun belum terkonfirmasi terkait jadwal.
“Ya dari pembahasan di tingkat ‘stering comitte’ salah satu poin pembahasan penting yang nanti di putuskan Muktamirin adalah terkait persoalan kebangsaan yakni posisi NKRI dan Pancasila. Bagi GPII, NKRI dan Pancasila adalah kesepakatan agung bangsa oleh ‘Founding Fathers’ sehingga perlu di jaga dan di pertahankan selama republik ini berdiri. Bahasa anak mudanya NKRI dan Pancasila adalah harga mati”, tegas Karman BM Ketua Umum PP GPII saat di temui redaksi di Markas PP GPII di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).
Menurut Karman, Keislaman dan Keindonesian bagi kader GPII adalah seperti dua koin mata uang, sesuatu yang tak bisa di pisahkan satu sama lain. Para senior GPII telah membuktikannya seperti mosi Integral M. Natsir (salah satu pendiri GPII) yang mengajukan mosi Integral NKRI saat Indonesia sedang menganut sistim serikat pada dekade tahuan 50 an. “Semboyan GPII selama ini akan terus di pertahankan dan di bumikan ke suluruh kader GPII se Indonesia yakni ‘Islam Yes NKRI Yes”, tegas Karman.
Karman menambahkan, radikalisasi masa dan benturan opini seolah olah memisahkan Islam dan Nasionalis belakangan terjadi hanya sebuah kompetisi politik di tingkat lokal (Pilkada) bukan sebah pertarungan ideologi. Karena Islam dan Nasionalis sudah terbukti selalu bersama-sama mendirikan dan membangun bangsa Indonesia selama ini. “GPII memandang kebhinekaan adalah sunatullah dan rahmat Allah bagi Indonesia karena Rasulullah pun bersabda, perbedaan adalah rahmat. Indonesia tak akan runtuh karena perbedaan tapi justru semakin kuat karena masing-masing saling melengkapi dan menguatkan”, sebut tokoh muda asal Lombok ini.
Sementara Ketua Umum PW GPII Jawa Tengah Mokhamad Abdul Aziz menambahkan bahwa ancaman terhadap keutuhan NKRI perlu diwaspadai, baik yang ingin mengganti Pancasila maupun yang tidak benar memahami Pancasila. “Saat ini jika ada oknum yang ingin mengganti Pancasila dengan yang lain, maka dia sebenarnya telah menggali kubuhr untuk diri dan kelompoknya sendiri. Sebab, rakyat Indonesia dan terutama umat Islam telah menyadari bahwa Pancasila adalah karya ulama yang diambil dari spirit ajaran Islam.
Dia juga menengari, ada kelompok-kelompok yang ingin memecah belah NKRI dengan cara membenturkan umat Islam dengan kalangan nasionalis. “Ini juga perlu kita jaga. Umat Islam dari dulu punya nasionalisme yang tinggi. Begitu juga kelompok nasionalis seperti Bung Karno dan Bung Hatta bukanlah orang yang anti agama. Mereka adalah penganut Islam yang taat. Jangan dibentur-benturkan,” pungkasnya.
Diketahui, GPII di dirikan pada tanggal 02 Oktober 1945 oleh sejumlah tokoh saat itu antara lain Buya Natsir, KH Wahid Hasyim, M. Natsir, Anwar Cokroaminoto dan lain lain. GPII di dirikan dengan dua tujuan utama yaitu ikut mempertahankan kemerdekaan dan mensyiarkan Da’wah Islam Sebagai sebuah nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.***


Posting Komentar

0 Komentar