Hanna Ni'mah Izzah
Nyantri di Pesantren Mahasiswa Pemuda Islam
(PMPI) Islamic Center Kota Semarang
|
Pemuda akan terus menjadi penggerak perubahan,
tulang punggung dan harapan suatu bangsa. Begitu pentingnya kedudukan dan
peranan pemuda dalam pembangunan masa depan bangsa.
Dibahu merekalah harapan dan cita-cita bangsa ini digantungkan sehingga pemuda
dituntut berperan aktif dan tampil di garda terdepan pembangunan bangsa sejak
masa penjajahan.
Perjuangan para pahlawan muda selalu dikenang
dengan keberhasilan membawa perubahan dan perlawanan terhadap tirani,
kemiskinan dan kebodohan. Tidak mengherankan apabila tokoh besar seperti
Ir.Soekarno sangat menaruh harapan besar pada pemuda dalam pembangunan bangsa.
Peran pemuda
sebagai tonggak utama suatu pembangunan tertindas oleh arus globalisasi.
Tumbukan modernitas yang kurang pantas telah menempel pada system masyarakat.
Pemuda sebagai sosok generasi yang tangguh justru mudah terpengaruh dan
teracuni oleh ide-ide kebebasan negara liberalis yang berkuasa saat ini. Orang
yang seharusnya sebagai pelindung pengaruh global justru tertulari lebih
dulu.
Dewasa ini
keburukan moral pemuda merupakan sebuah fenomena yang harus mendapatkan
perhatian penuh dari semua pihak. Pemuda sekarang ini sedang mengalami
kemerosotan moral dan akhlak. Lebih suka berada dalam zona nyaman dan tidak
memperdulikan lingkungan sekitarnya. Mengutip dari perkataan Imam Syafii,
“Tidaklah mungkin orang yang punya mimpi dan bercita-cita besar hanya duduk
berpangku tangan. Tinggalkanlah kampung halaman dan kenyamanan maka kau akan
mendapat gantinya”.
Pada tahun 2017
jumlah penduduk di Indonesia berjumlah 258 juta jiwa. Menurut survey yang
dilakukan Abdul Fatah (Direktur Mutiara Rahmah, Kaltim), diperkirakan pada
tahun 2025 Negara Indonesia akan mengalami bonus demografi. Pada saat itu
penduduk Indonesia akan mencapai jumlah 275 juta jiwa dan penduduk usia
produktifnya (15-64 tahun) meledak pada presentase 70%, yaitu sekitar 193 juta
jiwa. Alangkah besarnya jumlah remaja, pemuda dan pekerja.
Namun ironisnya saat ini dekadensi atau kemerosotan moral remaja seemakin menjadi-jadi dan memprihatinkan. Mereka menjadi sebuah pusat perhatian bagi seluruh elemen masyarakat, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang.
Namun ironisnya saat ini dekadensi atau kemerosotan moral remaja seemakin menjadi-jadi dan memprihatinkan. Mereka menjadi sebuah pusat perhatian bagi seluruh elemen masyarakat, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang.
Berbagai
penyimpangan etika, seperti pelanggaran, aturan dan hukum, hingga kenakalan
berat berupa tindak kriminalitas, tawuran, pergaulan bebas, dan penggunaan
narkoba yang sangat dominan dilakukan oleh pemuda. Pada tahun 2013, di
Indonesia telah terjadi 6.325 kasus kenakalan remaja, dan meningkat rata-rata
meningkat sebanyak 11 persen tiap tahunnya. Maka diperkirakan pada tahun 2025
akan terjadi 22 ribu kasus kriminalitas remaja.
Secara otomatis,
survey tersebut menunjukan bahwa tantangan dan hambatan kian hari makin
menantang. Pemuda Indonesia setiap hari terus disuguhi dengan berbagai
keburukan dan masalah-masalah moral. Pemuda Indonesia sedang mengalami
kemiskinan moral dikarenakan banyak pemuda yang mengikuti gaya hidup
kebarat-baratan. Sebagaimana terlihat, mayoritas pemuda sekarang ini
menggunakan teori 4F yaitu food, fashion, fun, dan film. Sebagian pemuda telah
terjun bebas kedalam teori hedonisme tersebut, dimana mereka gencar mengikuti
kebudayaan barat yang notabene lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa
guna dan individualisme.
Padahal, pada
hakikatnya bangsa Indonesia mengikuti kebudayaan orang timur. Telah diketahui
bersama bahwa budaya timur mempunyai etika moral dan adat istiadat yang lebih
ketat, memiliki tutur kata yang lembut, serta sopan dalam bergaul maupun
berpakaian. Adat yang berlaku dilingkungan bangsa timur sangat berpengaruh
terhadap kesopanan orang-orangnya. Mereka memiliki solidaritas yang tinggi,
menghargai orang lain, sangat mengedepankan etika, dan hormat terhadap orang
yang lebih tua. Berbeda dengan budaya barat yang khas dengan budaya kebebasan,
individualis, dan hedonisme.
Seharusnya pemuda
Indonesia tidak mengikuti arus negatif budaya barat yang jelas-jelas bertolak
belakang dengan budaya timur. Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan tanpa
solusi dan peran aktif dari semua lapisan masyarakat, terutama pada diri pemuda
itu sendiri. Hal yang harus dimiliki oleh seorang pemuda pada saat ini
adalah ilmu. Tanpa sebuah ilmu, tidak mungkin sebuah perubahaan besar akan terwujud.
Dalam hal ini, Lembaga Pendidikan memiliki peran penting sebagai kontrol sosial
yang bertujuan untuk memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran
atas tanggung jawab, dan kewajiban sebagai warga Negara. Membangun kembali
karakter bangsa, melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah
strategi untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh bangsa.
Memperkuat komitmen
kebangsaan dan membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Kaum muda
seharusnya memiliki sikap yang kritis terhadap keadaan lingkungan sekitarnya.
Harapan terbesar rakyat Indonesia untuk pemuda selaku pemegang estafet
kepemimpinan Negara dan pelopor peradaban adalah kembalinya bangsa Indonesia
menjadi sebuah bangsa yang beradab.
0 Komentar