Subscribe Us

header ads

Krisis Mental Pemuda

Camelia Mahdalena
Santri PMPI Islamic Center Semarang
Dewasa ini, negara Indonesia tercinta sedang mengalami krisis besar-besaran, entah itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan keintelektualannya. Semua ini tidak lepas dari pertanyaan mengenai bagaimana kualitas generasi berikutnya yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa Indonesia itu sendiri. Namun, mirisnya hal tersebut menjadi masalah terbesar yang sedang dialami bangsa Indonesia dalam mencapaian kemakmuranya. 
Sebagaimana ungkapan mendiang Nurkholish Madjid, bahwa krisis yang dialami bangsa Indonesia adalah krisis sebuah bangsa yang melupakan prinsip-prinsipnya sendiri. Beliau juga mengatakan bahwa bangsa yang melawan prinsip-prinsipnya sendiri akan bubar. Sekarang kita saksikan bagaimana generasi kita tidak mempunyai komitmen yang tinggi, tidak mempunyai cita-cita untuk memakmurkan bangsa Indonesia. Kalaupun mereka mempunyai cita-cita, mereka lebih mengedepankan kemakmuran pribadi mading-masing.
Sekarang ini dapat kita lihat bagaimana perkembangan keintelektualan pemuda Indonesia. Suatu prestasi yang luar biasa jika banyak karya pemuda Indonesia mampu menembus nobel dunia. Suatu hal yang luar biasa jika pemuda Indonesia mampu menciptakan karya yang dapat memudahkan aktivitas sehari-hari warganya sendiri. Suatu hal yang luar biasa jika pemuda Indonesia mampu menciptakan produk-produk yang mampu menandingi produk Unilever. Namun, pada kenyataannya, hingga sekarang baru segelintir pemuda Indonesia yang mampu menghasilkan karya yang bermanfaat untuk warganya sendiri. Jangankan karya tingkat internasional dan nasional, tingkat kampung saja mereka belum bisa menciptakannya.
Apakah mereka sadar bahwa negaranya sendiri sedang terjajah keintelektualnya, apakah mereka sadar bahwa sebenarnya mereka dalam medan pertempuran intelektual yang amat sengit, perang produk, perang karya, perang kedudukan dan masih banyak lagi peperangan yang tak kasat mata. Pemuda kita terlalu terlena akan karya pemuda non bangsa indonesa. Mereka merasa nyaman dengan peperangan tersebut, mereka merasa terfasilitasi, sehingga mereka tidak sadar bahwa mereka sedang membantu musuh nya untuk memperoleh kemakmuran. Setiap hari,bahkan setiap detiknya mereka sedang menambah pemasukan devisa negara non Indonesia secara suka rela. Dengan bangga mereka menceritakan keunggulan-keunggulan produk luar negeri, yang menurut mereka tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan produk dalam negeri.
Coba bayangkan jika pemikiran pemuda zaman dahulu seperti pemikiran pemuda zaman sekarang, mungkin kita sekarang sudah menjadi warga Jepang, Belanda, atau bahkan negara lain. Nama Negara Indonesia hanyalah sebuah angan, milik nenek moyang kita saja, yang dari tahun ketahun akan memudar kehistorisannya. Dan dewasa ini, tidak akan ada orang yang tahu bahwa dulu ada sebuah nagara yang sempat terjajah dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaannya. Dikarenakan pemuda-pemudanya lebih memilih untuk menyerahkan diri kepada negara lain. Mereka berfikir bahwa mengalahkan lawan yang persenjataannya lengkap dan sudah dilatih untuk berperang adalah hal yang mustahil untuk dicapai. Mereka merasa miskin,tidak tahu menahu soal berperang, dan tidak mempunyai senjata.
Beruntunglah bahwa pemuda zaman dahulu sangatlah bijak dalam menyikapi masalah, ketika mereka melihat negara mereka sedang diobrak abrik oleh negara asing, mereka sadar apa yang seharusnya mereka lakukan. Ketika mereka melihat apa yang seharusnya menjadi miliki mereka, dirampas oleh negara lain. Mereka sadar dan harus segera bertindak ketika mereka menemukan keganjilan dalam pencapaian kemerdekaan Indonesia, sehingga mereka harus menculik Soekarno. Mereka sadar dan harus segera bertindak ketika mereka menemukan ke ganjilan dalam pemerintahan Soeharto, sehingga mereka harus melengserkan Soeharto saat itu juga. Pemikiran pemuda sekarang sangatlah merugikan kemajuan Negara sendiri, mereka berfikir selama hal tersebut tidak merugikan mereka atau menyentuh zona nyaman mereka maka mereka tidak akan mempermasalakan hal tersebut.
Para pemuda harus diingatkan bahwa kemerdekaan yang telah diperoleh bangsa Indonesia tidak didapatkan secara cuma-cuma. Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah. Kemerdekaan bangsa Indonesia tidaklah diperoleh dengan mudah. Para pemuda perlu diingatkan berapa lama Indonesia berjuang untuk memperoleh kemerdekaan, berapa nyawa yang telah dikorbankan. kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh dengan pertumpahan darah dan pergulatan jiwa golongan tua dan golongan muda. Kita harus menanamkan rasa nasionalisme dan patriotisme pada jiwa pemuda Indonesia.

Sebagaimana pidato presiden Sukarno bahwasannya kita tidak boleh mewariskan abunya sumpah pemuda, tetapi kita harus mewariskan apinya sumpah pemuda. Menurut ahli psikologi, jiwa seorang pemuda mudah berkobar dan juga mudah padam, tetapi ketika jiwa tersebut terus dipanaskan maka api tersebut akan lama padamnya, bahkan mampu bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama, ia mampu melahap apapun yang ada di sekitarnya.

Posting Komentar

0 Komentar