Ketua Umum Pimpinan Wilayah Corps Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Putri, Rif`atul Himmah |
Harianamanah.com, Semarang -- Stigma
perempuan masih berlindung di zona nyaman sepertinya perlu direnungkan,
didiskusikan, kemudian hasilnya diimplementasikan. Sebenarnya perempuan harus
berperan di ranah apa?
Apa kendalanya dalam mengoptimalkan
peran perempuan? Simak penjelasan Ketua Umum Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda
Islam Indonesia (GPII) Puteri, Rif`atul Himmah, kepada wartawan
Harianamanah.com, Mahfudh Fauzi, Semarang, Jumat (30/6/2017).
Sebenarnya perempuan harus berperan di ranah apa?
Menurut hemat saya, perempuan
perlu mengutamakan perannya di ranah domestik. Misalnya melayani suami, anak,
dan keluarga dengan baik. Baru kemudian jika ranah domestik sudah mapan,
perempuan dapat merambah ke ranah publik.
Lalu peran perempuan di ranah dakwah Islamiyah bagaimana?
Tugas mendakwahkan Islam berlaku bagi
setiap ummat muslim baik laki-laki maupun perempuan. Hanya saja khusus bagi
perempuan bisa mengambil tugas itu sesuai kapasitasnya. Di ranah domestik
contohnya, perempuan dalam mengatur manajemen keluarga dapat disesuaikan dengan
nilai ajaran Islam.
Menurut Anda apakah perempuan sudah siap berperan?
Saya optimis perempuan mampu, namun
kembali ke statemen pertama bahwa kaum hawa masih cenderung berlindung di zona
nyaman. Di ranah manapun, tidak sedikit perempuan masih kurang percaya diri dan
menganggap bahwa dirinya diciptakan hanya sebagai bayang-bayang kaum adam.
Kemudian sektor apa saja yang perlu dikembangkan sebagai langkah solutif?
Pertama adalah pendidikan, akses
perempuan untuk mendapat pendidikan yang layak, harus benar-benar difasilitasi.
Kemudian kesehatan, hal ini juga perlu karena angka kematian ibu melahirkan
serta model penyakit lainnya grafiknya belum baik. Selanjutnya faktor ekonomi
yang selama ini menjadi salah satu faktor kenapa perempuan terseret di rantai
diskriminasi, seperti pernikahan dini, putus sekolah, dan masih banyak lagi.
Apa harapan Anda sebagai aktivis pergerakan pemudi?
Harapan saya pribadi, pemeritah dapat
membaca problematika akut perempuan kemudian dapat menerjemahkannya dengan
baik.Selebihnya, perempuan di ranah domestik dapat menjadi insan yang
berkualitas, menjadi madrasatul ula bagi generasinya, menjadi manajer keluarga,
dan mampu mendorong kesuksesan pasangan hidupnya.
Kemudian di ranah publik dengan
catatan kemapanan ranah domestik, perempuan dapat berperan dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan, ikut membangun bangsa, negara, dan agama, serta dapat
berkarir sesuai disiplin ilmunya. Intinya perempuan harus siap berperan.
DATA
DIRI
Nama: Rif`atul Himmah, S. Sos
TTL: Rembang, 29 Januari 1994
Alamat: Japerejo, Rembang
Pendidikan: S1 Penyiaran Komunikasi
Islam FDK UIN Walisongo Semarang
Hobi: Membaca
Laporan:
Mahfudh Fauzi/Wartawan Harian Amanah Semarang, Jateng
Editor:
Abdul Rahman/Juminah
Sumber: Harian Amanah
0 Komentar