Subscribe Us

header ads

GPII Jateng Desak Polda Jateng Bertanggung Jawab Atas Tindakan Represif Oknum Kepolisian



Kamis (22/08/2024), Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PW GPII) Jawa Tengah turut menyerukan seruan aksi untuk memberikan peringatan darurat atas kekacauan yang dilakukan Baleg DPR RI dan Rezim Presiden Jokowi.

Fajri Rafly, S.Ag. sebagai Wasekum Bidang Propaganda, Aksi, dan Olahraga PW GPII Jateng pun segera menuliskan pesan broadcast untuk mempublikasn seruan aksi.

"SERUAN AKSI

Assalamualaikum Wr. Wb.

KAWAL PUTUSAN MK. JEGAL POLITIK DINASTI

Seruan kepada seluruh pemuda untuk mengawal putusan MK yang hendak diobrak-abrik untuk melanggengkan Politik Dinasti. Mari kita suarakan kehendak rakyat yang sebenarnya," tulis Fajri.

Demonstrasi pun berlangsung di depan dan samping Gedung DPRD Jawa Tengah yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai mahasiswa, pemuda, buruh, advokat, hingga akademisi.

Massa aksi belum sampai bertemu dengan DPRD Jateng, tapi sudah dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian dengan menggunakan berbagai senjata. Mulai dari gas air mata hingga tembakan petasan yang membuat para demonstran harus mundur. Akibat senjata yang diluncurkan aparat, para demonstran ada yang sampai sesak nafas dan pingsan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari peserta aksi, terdapat 15 peserta aksi yang.menjadi korban. 15 peserta aksi tersebut di antaranya:

1. Muchamad Fatah Akrom (23) LPM Dinamika:sesak napas, pingsan,

2. Nabil Abiyan (20) BEM FPIK Undip: sesak napas pingsan

3. Tiza (19) BEM Undip: sesak napas mata perih

4. Zahra (19) BEM Unnes: sesak napas mata perih pingsan

5. Alzena (19) mahasiswa FH Undip: sesak napas mata perih mual

6. Indraswari (18) mahasiswa UIN Walisongo: sesk napas mata perih pingsan mual

7. Ela Faizah (23) Sema UIN Walisongo ketua korpri UIN Walisongo: sesk napas mata perih

8. Nadya Calista (20) BEM Undip: sesak napas mata perih pingsan mual

9. Hanif Muammar (21) Unnes: sesak napas hampir pingsan kaki kena pagar bengkak

10. Najwa (20) mahasiswa UIN Walisongo: sesak napas bagian perut sakit

11. Dimas Afila (2021) BEM FH Undip:  kena tembak peluru gas air mata, dijahit hidungnya.

12. imam Akbar (21) FH Undip, mata perih Teling pengang dan sesak napas

13. Rizka Anjani (22) PMII  Unnes: sesak napas pingsan

14. Relyana Amalia Fauza (2023) BEM FH UPGRIS: sesak napas, tenggorokan panas, lemes,

15. Nadia Kintana Elby (2023) BEM Undip: sesak napas, pingsan.

Ketua Umum PW GPII Jateng, Abdurrahman Syafrianto, S.H., M.H. yang juga merupakan Advokat menegaskan bahwa meskpun hasil demonstrasi  kemudian Revisi UU Pilkada batal disahkan, tapi Polda Jawa Tengah harus bertanggung jawab atas tindakan represif aparat terhadap para demonstran.

"Banyak korban yang pingsan dan sesak nafas karene gas air mata dan petasan yang ditembakkan seperti di tragedi Kanjuruhan. Saya rasakan betul bagaimana pedihnya mata dan wajah, serta nafas yang tdk normal akibat senjata yang dilancarkan oleh polisi," ungkap Abdurrahman sebagai salah satu peserta aksi.

Abdurrahman juga menerangkan bahwa senjata yang diluncurkan tidak hanya untuk membubarkan massa aksi dari tempat aksi, tapi dikejar sampai tempat istirahat.

"Tidak hanya para demonstran, pedagang-pedagang tempat beli minum dan ojol-ojol yang sedang mangkal pun kena percikan senjata para aparat, karena polisi tidak hanya berniat membubarkan massa tapi dikejar sampai ke tempat istirahat. Karena itu, PW GPII Jateng mendesak Polda Jawa Tengah untuk bertanggung jawab atas tindakan represif yang dilakukan," pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar