TRIBUNJATENG.COM - Tidak
ada suatu bangsa yang menjadi bangsa yang jaya, tanpa melalui cobaan maupun
ujian terhadap persatuan dan kesatuan bangsa tersebut. Upaya memecah-belah
persatuan bangsa Indonesia telah terjadi beberapa kali, namun semua itu
berhasil diatasi. Krisis demi krisis telah datang silih berganti dalam
perjalanan sejarah Indonesia, namun semua itu dapat diselesaikan.
Founding
Fathers Indonesia meyakini bahwa susunan dan bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah pilihan yang tepat. Atas ketetapan
dan pilihan tersebut, masyarakat Indonesia harus terus membangun apa yang
mejadi cita-cita dan tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Seperti,
terus-menerus melakukan pembangunan negara agar medapatkan keadaan negara yang
damai, adil dan demokratis.
Kemiskinan dan
keterbelakangan harus diperangi. Tidak cukup hanya bergantung kepada pemerintah
saja, melainkan semua elemen bangsa secara bersama mestinya memiliki kepedulian
terhadap bangsa dan negara.
Sebagaii refleksi kesejarahan di hari peringatan kemerdekaan ke-74 tahun ini, semua masyarakat patut menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada semua pejuang dan pahlawan bangsa yang telah mendharmabaktikan hidupnya, bahkan jiwa dan raganya untuk mencapai, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.
Untuk bisa
mempertahankan kedaulatan negara dari setiap gangguan dan ancaman, tidak lain
harus melakukan pembangunan pertahanan negara. Bersyukurlah bahwa sepanjang sejarah
berdirinya negara Indonesia, telah ada TNI yang selalu siap berada di barisan
teredepan dalam mempertahankan kedaulatan negara sebagai NKRI.
TNI secara
continue selalu melakukakn latihan guna memperkuat serta meningkatkan
kemampuannya, baik organisasi, profesionalitas personil maupun persenjataanya.
Adapun fokus perhatian pertahanan negara saat ini ─ walaupun ini bukan
satu-satunya tugas TNI ─ adalah menjaga kawasan perbatasan laut dan darat,
terutama pulau-pulau terluar dan terdepan.
Begitupun
dengan Polri, sebagai penjaga keamanan, akan selalu menghadapi tantangan yang
tidak ringan dalam mengulangi berbagai bentuk dan jenis kejahatan. Kejahatan
yang harus diberantas tidak hanya yang bersifat trans-nasional, tetapi juga
berbagai kejahatan konvensional yang mengganggu kententraman masyarakat,
seperti pembunuhan, perjudian, pencurian dan perampokan.
Dewasa ini,
permasalahan kemasyarakatan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan mudah,
atau bahkan bisa dibilang bukan sebagai masalah, tetapi malah menjadi pemicu
persolan yang lebih luas. Ambil saja contoh Pilkada serentak beberapa bulan
kemarin, Ada beberapa pendukung salah satu calon kepala daerah selalu melakukan
tindakan anarkis, karena tidak mau yang dijagokannya dihina atau karena
ketidak-puasan hasil Quick Count yang menyatakan paslon kepala daerah tersebut
kalah. Akibatnya, berhasil menimbulkan kerugian kalangan masyarakat maupun
pemerintah.
Tindakan
anarkis ini tentu jangan sampai “menjangkiti” Pemilu serentak 2019 yang akan
datang. Tepat tanggal 10 Agustus kemarin telah resmi diumumkan bahwa akan ada
dua paslon yang ikut berkompetisi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.
Meskipun hanya dua paslon, tidak menuntut kemungkinan ancaman terjadinya
gesekan antarpendukung paslon akan terjadi. Oleh karena itu, gerakan pramuka
merupakan salah satu “vaksin” dari penyakit ini.
Gerakan
pramuka dituntut bersifat independent dan dapat bertindak sebagai benteng demi
mempertahankan NKRI.
Gerakan pramuka, sebagai salah satu elemen bangsa, harus membentuk
anggota-anggotanya menjadi berkepribadian, berwatak dan memiliki jiwa bela
negara. Dengan begitu, anggota-anggota pramuka akan menjadi pengingat bagi para
pendukung paslon yang mulai memperlihatkan tindakan yang tidak seharusnnya.
Begitupun
dengan melihat situasi dunia yang semakin mengglobal, maka pendidikan jiwa bela
negara yang didapatkan dalam kepramukaan menjadi hal yang sangat penting. Untuk
itu berbanggalah menjadi anggota pramuka. Sebab, dengan menjadi anggota dalam
pramuka, maka kita akan menjadi rakyat Indonesia yang berkontribusi langsung
dalam menjawab tantangan bangsa Indonesia.
Pramuka dengan
Trisatya dan Dasa Darmanya, dipastikan setiap anggota pramuka akan berkomitmen
terhadap ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan siap mempertahankan NKRI, serta ikut dalam pembangunan dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Dengan demikian, kader-kader
bangsa yang berasal dari pramuka akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yan
tidak diragukan lagi komitmennya terhadap bangsa dan negara.
Atas dasar di
atas, penulis merasa para kader politik harus dikenalkan dengan nilai-nilai
Satya dan Dasa Darma Pramuka agar
tetap berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangasa dan negara. Pendidikan
kepramukan diperlukan khususnya bagi kaum muda, sehingga bisa terhindar dari
kesesatan. Dalam euforia kepramukaan saat ini, semoga para anggota pramuka
dapat memeberi kontribusi yang bermakna untuk Indonesia. Selamat Hari Pramuka ke 58 dan selamat hari jadi RI ke 74. Jayalah bangsaku.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Opini Kodrat: Pramuka Perekat NKRI, https://jateng.tribunnews.com/2018/08/16/opini-kodrat-pramuka-perekat-nkri.
Editor: Iswidodo
0 Komentar