Founder Nuun Studi, Kalil menyampaikan materi dalam Workshop Tecnopreneur yang diadakan oleh PW GPII Jateng di Aula Utama Monash Institute, Ahad (02/12). |
Militan.co, Semarang
– Salah satu penyebab besarnya pengangguran di Indonesia
adalah banyaknya lulusan perguruan tinggi terlalu memilih pekerjaan. Mereka
masih berjubel mendaftar CPNS dan pegawai-pegawai kantoran. Di era 4.0 ini,
“Technopreneurship” merupakan salah satu strategi baru untuk menyiasati masalah
pengangguran tersebut.
Sadar akan masalah,
Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat dan Bidang Media dan Informasi PW GPII Jawa
Tengah bekerja sama dengan Monash Institute menyelenggarakan workshop
technopreneurship di Aula 1 Monash Institute, Ahad (02/12/18). Acara workhop
ini diisi oleh Founder sekaligus CEO Nuun Studio Kalil.
Kalil mengatakan bawha
dengan technopreneurship, generasi milenial bekerja keras namun seolah tidak
memiliki pekerjaan. Jam kerja dapat diatu sendiri. Begitu pun dengan lokasi
kerja, tidak menetap, bebas memilih tempat yang dirasa nyaman, dari satu
co-working space ke cafe bahkan di rumah.
“Teman-teman bisa
bayangkan: saat saya jenuh bekerja di rumah, saya bisa bekerja di Café yang
saya sukai. Di cafe itu, mungkin saya menghabiskan uang 30 ribu untuk minum.
Tapi dalam waktu 1-2 jam di cafe itu, saya bisa mendapatkan minimal 500 ribu,”
ujar Kalil.
Sementara itu, Ketua
Bidang Media dan Informasi PW GPII Jateng Ahmad Mirza Cholilullah mengatakan,
pihaknya akan menyelenggarakan workshop lanjutan untuk memastikan peserta dapat
menguasai perangkat tecnopreneur tersebut.
“Hari ini kan baru
perngantar, untuk sampai kepada pemahaman kenapa kita harus menguasai teknologi
untuk berwirausaha di era milenial ini. Lebih kanjut, terkait filosofi dan
praktik alat-alat yang bisa kita manfaatkan, akan kita lanjutkan minggu depan.
Kuota peserta akan kami batasi,” pungkas Mirza yang juga merupakan founder AMC
Grafika itu. [Red. KA]
Sumber: Militan.co
0 Komentar