Oleh: Lina
Zuliani, Pengurus PD GPII Demak 2018-2020, Peserta Sekolah Politik Kebangsaan di Lembaga Studi Agama
dan Nasionalisme (LeSAN) Semarang
Indonesia disebut sebagai negara yang kaya raya dengan
sumber daya alamnya yang sangat melimpah dan menakjubkan. Gunung-gunung yang
menjulang tinggi, pulau-pulau yang tersebar di berbagai wilayah, tanahnya yang
sangat subur, dan kandungan bahan tambang yang melimpah ruah serta masih banyak
kekayaan lainnya telah dimiliki oleh bangsa ini. Namun yang menjadi pertanyaan,
mengapa Indonesia sampai saat ini masih berstatus sebagai negara berkembang?
Mengapa bisa demikian?
Indonesia dengan kekayaan yang luar biasa, ternyata belum
bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada di dalamnya. Tidak sedikit dari warga
negaranya yang masih dilanda kesulitan
dan kekurangan, bahkan tidak jarang sampai kelaparan. Pengamen dan pengemis di
pesisir jalan pun juga tidak luput dari kondisi sosial bangsa Indonesia saat
ini. Ranah pendidikan pun juga belum
bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat yang ada. Kenapa demikian?
Bukankah dahulu bangsa Indonesia selalu mengobarkan semangatnya untuk tetap bersaing di kancah dunia agar bisa terus
mengharumkan nama bangsa Indonesia? Ini memang tidak mudah dipahami.
Indonesia sebagai rumah bagi sekitar 230 juta lebih orang
yang beragam suku, adat-istiadat, kearifan local, dialek bahasa dan keberagaman
lainnya, tetapi masih tetap berada dalam ‘harmoni kesatuan’ patut diacungi
jempol. Namun herannya, banyak juga kisah-kisah tragis seperti pembunuhan,
mutilasi, korupsi, pelecehan seksual dan kisah tragis lainnya yang turut
mewarnai di tengah hinar binar bangsa ini. Peperangan politik pun juga tiada
habisnya, mulai dari pemilihan presiden,
kementrian, parlemen, sampai pemilihan gubernur pasti selalu diiringi dengan
konflik yang cukup pelik.
Partai Politik Harus Dipegang oleh yang Terbaik
Sebelum beranjak lebih jauh, harus diketahui terlebih dahulu
mengenai bagaimana makna Partai Politik yang sebenarnya. Definisi Partai politik
menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2011, yang di dalamnya berisi tentang
makna Partai Politik, Partai Politik (Parpol) merupakan suatu wadah yang
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia dengan sukarela yang tujuannya
sebagai penyalur aspirasi masyarakat, sarana pengontrol terhadap
kebijakan-kebijakan yang diatur oleh pemerintah, sarana untuk membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara.
Namun, ketika melihat realita sekarang, tujuan Partai
Politik sudah tidak searah lagi dengan tujuan awal yang sesuai Undang-Undang
yang berlaku. Partai Politik pada masa ini telah mengalami penyelewengan dari
fungsi dan peranan aslinya. Perebutan kekuasaan dan kedudukan menjadi tujuan
utama anggotanya yang membutakan mereka dari jalan yang sebenarnya.
Seperti kebijakan politik juga kerap kali menimbulkan
reaksi-reaksi tersendiri dari kalangan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena
dianggap menyeleweng dari kebijakan-kebijakan yang sudah diatur sebelumnya.
Dalam hal ini misal timbul aksi demonstrasi di gedung-gedung DPR yang saat ini
sedang marak terjadi di beberapa daerah. Dan pada tiga bulan lalu (red: Februari) telah berhasil
menggelar aksi demonstrasi di Istana Negara yang di lakukan oleh 2000 buruh
dari berbagai daerah. Mereka menuntut kebijakan Pemerintahan Jokowi yang tidak
pro demokrasi.
Dan kini, timbullah isu-isu politik menjelang pemilu pada
bulan Agustus nanti. Isu terkait tagar ganti presiden 2019 misalnya. Ini perlu
disikapi dengan bijak, isu-isu menjadi pewarna tersendiri menjelang jalannya
pemilu nanti. Hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita
bisa bersikap selektif untuk memilih pemimpin yang baik dan senafas dengan
tujuan negara ini. Jangan mudah terprovokasi dengan iming-iming uang atau
jabatan. Baik buruk pemimpin yang dipilih nantinya, tergantung pada dua hal
yaitu kehendak Tuhan dan rakyat.
Hal tersebut memang
sudah lumrah terjadi, karena setiap individu pasti mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. Dan sudah menjadi sifat alamiah manusia yang cenderung ingin memenuhi nafsunya. Namun, ketika nafsu
itu tidak bisa dikendalikan, maka akan bisa membawa dampak buruk bagi individu
tersebut.
Dalam hal ini, harus ada upaya untuk menguatkan akar ke bawah.
Perlu adanya komunikasi yang baik antar lapisan masyarakat agar bisa menyatukan
suara untuk memilih pemimpin yang amanah. Permasalahan yang sering terjadi adalah
karena kurangnya komunikasi antar lapisan masyarakat untuk menyatukan suara.
Dan tidak jarang, masyarakat belum mengetahui mengenai seluk beluk pemimpin
yang akan dipilihnya. Dan pada akhirnya, ketika kebijakan diselewengkan, banyak
dari masyarakat merasa ditipu. Ini harus dijadikan sebagai refleksi bersama
guna memperbaiki regulasi pemerintahan yang lebih baik lagi kedepannya. Partai
Politik juga harus dikembalikan seperti semula yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Fungsi dan peranan Partai Politik sangatlah penting untuk bisa
membangun negara yang lebih baik lagi.
0 Komentar