Oleh:
Uli Magfiroh, Peserta
Tsaqafah Asal Gerobogan, Perdana Menteri Monash Institute
Dunia
tidak seperti dulu, menyusuri dan selalu mengikuti zaman, dahulu tidak
berbintang. Namun dengan sinar lampu karya manusia, jadilah bintang tanpa
pernah padam. Tidak seperti langit mendung tanpa bintang, meskipun hujan badai,
dunia akan selalu bercahaya karena karya penghuninya. Dari generasi ke
generasi, memiliki ciri tersediri. Begitupun dengan generasi mileneal yang
tidak lepas dari sindiran keramaian pembicaraan.
Jangankan
komputer, hp, ataupun internet, lampu obor dan petromak adalah alat paling
indah pada masa dahulu. Dibalik semua
kekurangan itu, justru membuat generasi dulu menjadi lebih maju. Karena mereka
sadar akan perlunya melangkah untuk mancapai pusat kejayaan. Seiring
berkembangnya zaman, berbagai karya satu persatu mulai bermunculan. Katakanlah
karya dalam bidang ilmu pengetahuan, temuan baru telah muncul pada masa sebelum generasi milenial.
Dengan
segala bentuk kekurangan, baik materi maupun inmateri. Tentu tidak menyurutkan
semangat seseorang pada masa itu untuk terus berkarya. Seperti Ibnu Sina yang
berpikir radikal dan berkarya dalam bidang ilmu kedokteran, Ibnu khaldun yang
mashur karena ilmunya. Mereka adalah generasi masa dahulu yang tetap masyhur
namanya hinggi kini.
Seseorang
akan masyhur dengan karya yang ia ciptakan, seperti ilmuan pada masa dahulu.
Namun, inilah keajaiban alam semesta, dibalik kemegahan yang dibangun oleh manusia,
dan gemerlap pesonanya yang terkadang adalah buatan. Seharusnya dengan kemajuan teknologi saat
ini, sehingga arus informasi yang sangat cepat diperoleh, seharusnya generasi
milenial mampu menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Ini adalah fakta yang
tidak membutuhkan mata untuk melihatnya. Generasi milenial adalah generasi yang
minus karya terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.
Banyak
generasi milenial yang menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi, tetap saja
sepi dan sunyi dari keramaian karya. Karena terkadang zona aman dan rasa eufora
membikin generasi milenial jumud berpikir. Telah merasakan manisnya madu yang
dikumpulkan oleh pejuang masa lalu. Semoga kacang tidak lupa kulitnya. Dengan
begitu, generasi milenial memiliki semangat dan alasan untuk tetap melanujutkan
dunia karya. Keyakinan tetap ada, bukannya generasi milenial ini mati, tidak!
Akan tetapi, generasi ini hanyalah perlu membangun semangat baru dengan menggunakan
kesadaran penuh dan upaya yang maksimal, memfungsikan kemajuan teknologi dlam
menghasilkn karya, akan mampu membawa generasi milenial menuju kepada
kejayaaan.
0 Komentar