Subscribe Us

header ads

Membincang Masa Depan Desa

Dalam beberapa waktu yang lalu, media dihebohkan dengan pemberitaan soal hutang negara yang mencapai 4000 triliun. Bukan tidak mungkin, hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan revenue negara dalam menopang spending secara keseluruhan. Negara tengah berupaya dalam memenuhi kebutuhanya dengan berbagai cara dengan menempatkan dananya pada sektor yang tepat guna, sehingga perekonomian dapat tumbuh. Namun, bukan berarti sektor tersier diabaikan. Hal tersebut menjadi tugas yang sangat penting dalam mengatur struktur APBN.
Selain dana hibah dan profit perusahaan negara, pajak menjadi pendapatan yang paling utama dari suatu negara. Dana-dana tersebutlah yang kemudian digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan negara. Manakala dalam targetnya tidak tercapai, maka defisitlah yang akan terjadi. Lantas dari mana suatu negara dalam pemenuhanya saat kondisi defisit terjadi? Dalam jangka pendek, hutang menjadi pilihan pemerintah dalam menutupi kekurangan tersebut. Berbeda dengan kondisi dalam rumah tangga, negara tidak bisa dalam anggaran belanjanya kemudian menunda kebutuhan yang sifatnya primer. Dalam menggaji PNS atau ASN misalnya, negara tidak bisa meminta tenggang waktu (Sri Mulyani, dalam seminarnya di ITB tahun 2017).
Pendapatan negara yang tidak sebanding dengan pengeluaran tersebut memaksa menteri keuangan memotong anggaran dibeberapa sektor dan menempatkan dana tersebut dilini-lini yang penting dan strategis. Tentu saja hal tersebut dilakukan selain untuk mengurangi defisit anggaran yang parah, juga akan memberikan stimulus sehingga perekonomian dapat tumbuh. Salah satu kebijakan pemerintah waktu lalu yaitu, memindahkan dana subsidi energi ke sektor infrastruktur. Pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah tersebut, diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian.
Disisi pengeluaran, dana transfer yang dilakukan pemerintah kedaerah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, yakni sebesar 480 menjadi 765 triliun. Bahkan sekarang setiap desa memiliki income sebasar lebih dari satu miliar setahun. Sejalan dengan besarnya angka tersebut, pemerintah berharap pembangunan ditingkat daerah juga akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perekonomian. Baik dengan mengurangi jumlah pengangguran, maupun kemiskinan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam penyelenggaraanya, tujuan akhir dari pemerintahan yaitu kesejahteraan. Kesejahteraan dapat terjadi saat sumber daya dapat dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat kepada masyarakatnya. Ditingkat desa misalnya, pemberian injeksi pendanaan melalui dana desa sangat diharapkan dapat memberikan positif dengan menaikan tingkat kesejahteraan warganya. Kesejahteraan ini bukan dalam bentuk wujud dana langsung, melainkan stimulus melalui pembangunan. Baik pembangunan fisik, maupun pembangunan manusianya.
Kesejahteraan dapat tercapai saat pelaksanaanya sesuai dengan rencana. Bukan tidak mungkin, pengetahuan yang kurang, kemampuan yang tidak mencukupi menjadikan banyak kepala desa terjerat kasus tindak pidana korupsi. Ada gap atau kesenjangan yang terjadi antara besarnya anggaran yang diberikan tersebut dengan rendahnya kemampuan dalam pengelolaanya. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka yang akan terjadi justru akan menimbulkan masalah baru.
Evant Andi A (Khalifah Desa Masa Depan)


Posting Komentar

0 Komentar