Subscribe Us

header ads

Generasi Millenial dan Ancaman Radikalisme

Doc. Tsaqafah
Oleh: Muhamad Irsad Satriya

(Peserta Tsaqafah Nasional PW GPII Jateng asal Kuningan, Jawa Barat)
Kini, Indonesia sedang mengalami tantangan yang berat. Tantangan yang lebih kompleks dan radikal yang mengancam keutuhan bangsa indonesia. Paham-paham radikal yang berbahaya mulai muncul menunjukan identitasnya. Generasi milenial atau generasi X yang lahir pada era 1980-an sampai 2000 sangat rentan terjangkit virus radikalisme. Mengapa? sebab, salah satu ciri dari generasi milenial adalah rata-rata berusia dewasa kurang dari 30 tahun. Usia yang matang ini sangat memungkinkan bagi generasi milenial produktif dalam berfikir.
Rangkaian perpecaan hadir lebih cepat dan mengerikan. Akibatnya situasi dan kondisi bangsa kini sangat menghawatirkan. sebut saja sikap intoleransi, kekerasan dan teror berjubah agama dan teror-teror lainnya yang mengancam keselamatan bangsa indonesia.
Jika di kerucutkan radikalisme ada dua macam: pertama, radikaisme statis yaitu pemikiran radikal yang bersifat gagasan, tidak dalam bentuk aksi nyata kekerasan. Kedua, radikalisme destruktif yaitu radikalisme yang tujuannya merusak. Untuk mewujudkan tujuannya kelompok radikalisme destruktif menggunakan kekerasan dan cara-cara berdarah, misal saja pemboman di tempat keramain, tempat ibadah dan lain-lain.
Cita-cita yang ingin diwujudkan ole kelompok radikal yang berbahaya dilakukan dengan cara-cara halus. Dengan akses yang supercepat kini banyak persoalan datang dengan cepat. Tanpa sadar seorang dapat mudah terpengaruh oleh pemikiran radikal. Bisa melalui media sosial seperti twetter, facebook dan sebagainnya  dengan cara mengirimkan pesan broadcast.
Selain itu bisa Juga dengan bacaan dari buku-buku kelompok radikalisme. Bukan tanpa alasan, bagi generasi milenial khususnya mahasiswa, buku adalah teman untuk berdialog. Oleh karena itu banyak mahasiswa berfikir bebas dan radikal (negatif) karena membaca buku-buku radikal tanpa sadar pemahaman.-pemahaman yang benar menjadi keliru.
Bangsa indonesia harus bersatu pada menagkal radikalisme. Untuk itu guna menangani radikalisme, peran pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus turun tangan untuk mencegah ancaman penyebaran paham radikalisme. Misal pemerintah mengadakn kegiatan berbasis gerakan sosial bekerjasama dengan gerakan-gerakan sosial yang ada di indonesia, mulai dari tingkat nasional sampai regional.
Harapannya, kegiatan berbasis gerakan sosial tersebut menjadi isu yang menarik dan mampu mengalihkan perhatian generasi milenial. Dengan ini bangsa indonesia akan terindar dari perpecahhan dan mulai berfikir bagaimana menuju bangsa yang berperadan yang dicita-citakan.  


Posting Komentar

0 Komentar