Subscribe Us

header ads

Ketum GPII Jateng: Mungkin Bung Karno Menangis Melihatnya

Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PW GPII) Jawa Tengah menyarankan Sukmawati Soekarnoputri agar minta maaf dan mengklarifikasi maksud dibalik puisi kontroversi yang dibacakan di acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Ketua Umum PW GPII Jawa Tengah Mokhamad Abdul Aziz sangat menyayangkan hal itu terjadi. “Saya sangat bersedih, itu dilakukan oleh putri Bung Karno, bapak proklamator Indonesia. Mungkin kalau saat ini masih hidup, Bung Karno menangis melihatnya,” kata Aziz kepada Militan.co, Rabu (04/04).
Aziz menambahkan, seharusnya putra-putri Ir. Soekarno menjadi pemersatu bangsa, sebagai mana yang dilakukan ayahnya, bukan sebaliknya. “Kita tentu berharap, mereka tidak hanya anak biologis Bung Karno, tetapi juga menjadi anak ideologis yang bisa meneruskan perjuangan bapaknya,” katanya.
“Bung Karno menjadi solidarity maker, bisa merangkul semua golongan. Tidak pula membeda-bedakan kelompok nasionalis dan Islamis. Karena beliau menyadari bahwa semua kebhinekaan itu adalah potensi untuk membangun Indonesia yang adil dan beradab, Kita berharap anak-anak ideologis Bung Karno terdepan menjadi penerus perjuangan itu,” katanya.
Menurut Aziz, ada dampak positif yang bisa dilihat dari peristiwa puisi Sukmawati ini. “Kita jadi merindukan sosok Bung Karno hadir di tengah-tengah kita lagi. Sosok nasionalis yang tidak enggan dengan kelompok agama. Sekarang kita jumpai banyak yang mengaku nasionalis, tetapi anti agama, menyerang kepercayaan. Seolah-olah yang paling cinta NKRI itu mereka,” katanya.
Padahal, lanjutnya, anggapan itu justru yang mengakibatkan Indonesia kini terus-terusan gaduh. “Siapa yang tidak tahu tokoh-tokoh Islam seperti Wahid Hasyim, Mohammad Natsir, Ki Bagus Hadikusumo, bahkan pendahulunya Hadratus Syaikh M. Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan. Siapa yang meragukan rasa cinta mereka terhadap Indonesia? Mereka adalah pemuka agama yang sekaligus pendekar bangsa. Jadi ayolah kita kembalikan kejayaan relasi agama dan negara seperti di awal Indonesia merdeka. Kita suarakan, Islam Yes, NKRI Yes,” pungkasnya. (Red: Azmi/03).
Sumber: Militan.co

Posting Komentar

0 Komentar