Militan.co, Semarang–Tradisi ilmiah di kalangan pemuda yang saat ini dirasakan menurun membuat GPII tergerak langkahnya untuk berbuat sesuatu. Malam itu, Sabtu (17/03), bertempat di Auditorium Darul Qalam Monash Institute, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PW GPII) Jawa Tengah mendatangkan akademikus muda dari Kota Pelajar Yogyakarta bernama Suwanto, seorang pemuda kelahiran Brebes yang kuliah S-1 di UIN Suka, UNY, dan UGM, yang telah menulis lebih dari 600 artikel populer di media massa dan 72 kali memenangkan lomba karya tulis ilmiah.
Tema yang diangkat dalam kegiatan yang bertajuk Ngaji Bareng Karya Tulis Ilmiah itu adalah ”Penakan Karya, Taklukkan Dunia”.Ketua Umum PW GPII Jateng Mokhamad Abdul Aziz mengungkapkan betapa pentingnya menulis untuk pembangunan peradaban manusia yang lebih baik. “Kalau anda bukan anak raja dan bukan pula orang yang punya jabatan, menulislah untuk mengubah dunia, setidaknya memengaruhi dialektika dunia,” ungkapnya.
Baca juga: Diskusi Kopma GPII Diakhiri dengan Ruqyah
Ketua Bidang Litbang PW GPII Jateng Muhammad Iqbal Haidar, S.E. yang sekaligus bertindak sebagai penanggung jawab operasional kegiatan tersebutmenambahkan bahwa pihaknya menegaskan peluang menghasilkan banyak karya tulis berkualitas bagi akademisi sangat terbuka.
“Lahan untuk menulis karya ilmiah di Indonesia sangatlah banyak. Sayang jika tidak dimanfaatkan. Dari acara Ngaji Karya Tulis Ilmiah ini, saya berharap akan muncul banyak penulis baru yang mampu menggoreskan karyanya di jurnal-jurnal nasional dan internasional” ungkap Iqbal.
Ketua Panitia Pelaksana Ficky Prasetyo Wibowo menjelaskan, pihaknya kemungkinan akan melakukan follow up setelah agenda ini. “Tentu harus ditindaklanjuti. Ini awal yang baik. Nantikan lanjutannya,” kata Ficky saat diwawancari Militan.co pascaacara.
Sementara itu, Suwanto dalam forum tersbut menjelaskan perihal karya tulis ilmiah yang dibaginya dalam dua sesi; teori dan praktik. Awan, panggilan akrabnya, menjelaskan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh para peneliti atau penulis karya tulis ilmiah. “Bahkan ini tidak peduli pula, sudah doktorpun tidak sedikit yang melakukan kesalahan-kesahalan ini,” kata Awan dengan menunjukkan poin-pointnya.
Awan juga mengkritik penelitian yang cenderung hanya profit oreinted. Ia juga menekankan untuk tidak angkuh dalam meneliti. “Bagi saya, attitude jauh lebih penting. Sebab, meneliti itu bukan untuk mencari kebenaran, tetapi menyadari dan menampilkan kekurangan. Itu biasanya dapat dilihat di rekomendasi,” ujarnya. (Azmi/03).
Sumber: Militan.co
Sumber: Militan.co
0 Komentar