GPIIJATENG.OR.ID, JAKARTA — Sejarawan Prof DR Anhar Gonggong
mengatakan bila sekarang kembali muncul perseteruan antara aktivis mahasiswa
Islam seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Pemuda Islam
Idonesia (GPII) melawan kelompok aktivis 'gerakan kiri' terkait pelarangan
acara ‘Festival Belok Kiri’ di Taman Ismail Marzuki (TIM), maka itu tidak
mengherankan. Bahkan ini hanya mengulang sejarah saja.
‘’Perseteruan antara organisasi mahasiswa Islam seperti HMI dan
GPII melawan kelompok aktivis kiri itu sudah berlangsung dari dulu. Bahkan pada
tahun 1960-an mencapai puncaknya. Pada masa itu, ketika gerakan komunis atau
kiri mendapat angin oleh Presiden Sukarno mereka juga membenci organisasi
mahasiswa Islam. Mereka di mana-mana malah menyatakan agar HMI dibubarkan
saja,’’ kata Anhar Gonggong, Ahad (28).
Tak cukup dengan berkata sembunyi-sembunyi, pemimpin Partai
Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit, pada tahun 1964 berani secara terbuka di
depan ribuan massa dan di depan Presiden Sukarno menyerukan agar HMI
dibubarkan. Bahkan, kalau tidak berhasil dibubarkan, maka kepada kader sayap
organisasi mahasiswa komunisnya itu Aidit meminta agar segera saja memakai
sarung.
‘’Aidit berpidato lantang menyerukan pembubaran HMI di acara
Hari UlangTahun PKI yang ke-45. Ini diucapkannya langsung di atas podium dan di
depan Presiden Sukarno, yakni di Stadion Istora (sekarang Gelora Bung Karno) di
Senayan. Saat itu kekuatan massa komunis merasa 'di atas angin' sehingga dia
berani bersikap seperti itu,’’ katanya.
Bagi HMI dan GPII perseteruan dengan ‘kelompok kiri’ sudah
berlangsung nyata. Bahkan pada awal awal tahun 1965 acara pelatihan kader GPII
di Kanigoro (Tragedi Penyerbuan Pesantren Kanigoro) diserbu oleh anggota PKI.
Tak cukup membubarkan acara, banyak diantaranya peserta pelatihan diseret
paksa. Selain itu para penyerbu kemudian memasukan Alquran ke dalam karung dan
kemudian melemparkannya ke pelataran masjid.
Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan
memasukkannya ke karung. mereka melemparkan dan menginjak-injak Alquran. See
more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/10/02/23635-tragedi-kanigoro-ketika-pesantren-diserang-dan-al-quran-diinjak-injak-oleh-pki.html#sthash.RqHty0Gd.dpuf
‘’Sekarang semuanya berpulang kepada pemerintah Jokowi. Mereka
akan bertindak seperti apa setelah pertentangan idiologis kembali terjadi. Bila
sekarang mahasiswa kelompok kiri berani, maka itu tandanya kekuatan kiri kini
mulai merasa di atas angin. Apakah ini akan dibiarkan..?’’ ujarnya.
Sumber: Republika.co.id
0 Komentar